Sabtu, 27 Apr 2024
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

IHT Tindak Lanjut Hasil Rapor Pendidikan

SMAN 13 Semarang menyelenggarakan “IHT Tindak Lanjut Hasil Rapor Pendidikan” pada Senin, 11 Desember 2023. Acara ini diinisiasi untuk menyamakan persepsi guru terhadap hasil rapor pendidikan, membedah permasalahan, evaluasi serta merefleksi rapor pendidikan. Bapak Rusmiyanto selaku Kepala Sekolah menganggap penting terkait bedah rapor pendidikan dan tindak lanjutnya sebagai upaya meningkatkan ketercapaian rapor pendidikan SMAN 13 Semarang untuk tahun mendatang.

Acara dimulai pukul 08.00 dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa. Bapak Rusmiyanto dalam sambutannya menyampaikan dengan kegiatan IHT ini diharapkan terjadi peningkatan kualitas SDM guru yang ada di sekolah kita, karena perubahan – perubahan yang terjadi pada bangsa ini dimulai dari ruang ruang kelas. Selain prestasi akademik anak anak juga harus dibekali dengan penguatan dibidang non akademik. Peningkatan kualitas prestasi non akademik bisa dilihat dari peningkatan karakter baik yang dimiliki anak anak. Sebagai penutup beliau juga menyampaikan dengan IHT ini kita akan belajar praktik praktik baik yang akan disampaikan oleh para calon guru penggerak dan fasilitator guru penggerak yang ada disekolah kita.

Paparan materi pertama disampaikan oleh Ibu Fauziah Asri latifah, M.Pd. yang menyampaikan materi tentang Pembelajaran Sosial Emosional yang didasarkan pada hasil rapor pendidikan. Beliau memberikan pelatihan dan penjelasan mengenai penggunaan aplikasi mentimeter untuk melihat respon anak terkait trigger yang kita berikan sebelum dimulainya pembelajaran.

Paparan materi kedua oleh Ibu Wulan Cahyani, S.Pd. pada materi pendukung Pembelajaran Sosioal Emosional yaitu materi Mindfullnes. Materi mindfullnes diberikan kepada bapak ibu guru agar guru bisa lebih fokus mencintai dirinya sendiri sehingga akan memberikan yang terbaik ketika melaksanakan tupoksinya sebagai pengajar.

Paparan materi ketiga disampaikan oleh Pengawas SMA Kota Semarang Ibu Drs. Galuh Wijayanti, M.Pd. Ibu Galuh memberikan materi tentang Transformasi Pembelajaran Dalam Merdeka Belajar. Beliau menyampaikan dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, hal yang paling ditakuti dan perlu dihindari adalah adanya “Pencitraan Semu” dimana dari luar kelihatan baik namun didalamnya keropos. Pencitraan semu yang dimaksud antara lain :

Gedung sekolah tinggi dan banyak namun bukan sebagai tempat penyemaian budaya belajar. Buku buku ada tapi hanya sebagai pajangan. Guru berkualitas namun tidak mau berinovasi. Menerapkan kurikulum merdeka namun hanya mengganti chasing atau dokumennya saja. Diakhir materinya beliau menyampaikan gambaran akhir jika sekolah berhasil menjadi sekolah penggerak maka sekolah harus berada dilevel yang diharapkan, sekolah menjadi tempat yang aman dan menyenangkan serta pembelajaran yang berpusat pada murid.

Setelah ISOMA acara kembali dilanjutkan dengan paparan materi Literasi dan numerasi oleh bapak R. Ardiansyah, S.Pd. Beliau memaparkan hasil pelatihan Literasi dan Numerasi yang telah diikuti dan diadakan oleh BBGP Jawa Tengah pada tanggal 13-17 November 2023. Menurut paparan beliau tindak lanjut rapor pendidikan tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, tetapi setiap guru juga harus bisa membaca dan menindaklanjuti hasil rapor pendidikan. Pada rangking literasi berdasarkan nilai PISA, Indonesia berada di ranking yang memprihatinkan. Kembali pada satuan pendidikan kita SMAN 13 Semarang, jika melihat hasil rapor pendidikan literasi di satuan pendidikan kita mengalami peningkatan yang cukup baik. Iklim literasi yang baik ini terwujud karena adanya beberapa program baik dari sekolah diantaranya program pojok literasi dan program pengembangan digitalisasi perpustakaan. Beliau menyampaikan bahwasannya literasi memiliki cakupan yang luas karena sejatinya literasi merupakan serangkaian kompetensi untuk berfikir tentang teks dan menghubungkan teks dengan diri, teks lain dan dunia yang lebih luas. Guru sangat perlu memiliki kemampuan literasi. Guru harus menguatkan kecakapan literasi melalui proses pembelajaran dan asesmen dengan komposisi literasi yang baik.

Komponen literasi antara lain :

  1. Konten = Teks informasi dan Teks Fiksi
  2. Proses Kognitif = menemukan informasi, interpretasi, evaluasi dan refleksi
  3. Konteks = personal, sosial budaya dan saintifik

Sebagai contoh mapel sejarah masuk ke komponen konten yaitu teks, komponen proses yang berbeda beda dan komponen konteks masuk di sosial budaya.

Materi terakhir disampaikan oleh Ibu Rohmatun Fitri Cahyani, S.Pd. beliau yang juga sebagai pengajar sejarah ini telah mengikuti pelatihan atau Diklat IT yang bermaterikan Infografis dan Multimedia pembelajaran interaktif. Pada kesempatan kali ini beliau langsung menerapkan ilmu yang telah beliau dapatkan dalam pelatihan dengan mengajak bapak ibu guru untu belajar bersama membuat media pembelajaran dengan menggunakan canva.

Dokumentasi

Post Terkait

0 Komentar

KELUAR