Senin, 07 Jul 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Sejarah Agresi Militer Belanda I : Kronologi, Latar Belakang, dan Dampak

Agresi Militer Belanda I dikenal sebagai Operatie Product oleh Belanda adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan mulai hari ini di 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Agresi Militer Belanda I merupakan upaya Belanda untuk merebut wilayah Indonesia melalui serangan pasca disetujuinya Perjanjian Linggarjati pada 25 Maret 1947.

Agresi Militer Belanda I mendapat tentangan dari dunia internasional. Agresi Militer Belanda I dipimpin oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook yang bertujuan memulihkan ekonomi Belanda pasca Perang Dunia II dengan menguasai kekayaan alam dari Indonesia. Belanda memiliki tafsiran tersendiri terhadap Perjanjian Linggarjati yang digunakan dasar melakukan serangan kepada Indonesia.

Latar Belakang Agresi Militer Belanda I

Setelah Perjanjian Linggarjati disetujui Indonesia menganggap bahwa Indonesia berhak atas kedaulatan wilayah yang diakui. Disisi lain, Belanda tetap memegang teguh isi pidato Ratu Wilhelmina tanggal 7 Desember 1942 yang berisi persemakmuran antara Belanda dan Hindia (Indonesia) dibawah naungan Kerajaan Belanda. Inilah yang merupakan latar belakang Agresi Militer Belanda I. Selain itu terdapat pula tiga tujuan Belanda melakukan Agresi Militer Belanda I, yaitu :

  1. Tujuan politik : menghilangkan negara Indonesia secara de facto dengan mengepung dan menguasai wilayah Indonesia serta menghapusnya dari peta dunia negara yang merdeka.
  2. Tujuan ekonomi : merebut daerah yang memiliki potensi ekonomi seperti daerah penghasil pangan, produk ekspor, dan tambang.
  3. Tujuan militer : menghancurkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai basis pertahanan Indonesia.

Pelaksanaan Agresi Militer Belanda I

Agresi Militer Belanda terjadi pada 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1948 dengan daerah yang di serang yaitu Pulau Jawa dan Sumatera. Belanda menganggap agresi ini sebagai aksi polisionil dan menjadi urusan dalam negeri Belanda untuk mengembalikan ketertiban umum.

Dari pernyataan inilah, Belanda kemudian mengabaikan seruan dunia internasional untuk menaati Perjanjian Linggarjati. Belanda dibawah Van Mook mengultimatum untuk menarik pasukan Indonesia sejauh 10 kilometer dari garis demarkasi. Namun, ultimatum ini ditolak oleh pihak sekolah.

Tidak hanya mengultimatum, Van Mook juga menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan Perjanjian Linggarjati. Belanda kemudian melancarkan serangan secara mendadak menggunakan kekuatan militer yang modern. Keadaan yang berbeda dialami Indonesia dimana Indonesia tidak dapat melindungi kekuatan Belanda. Akhirnya, Belanda dapat menguasai Jawa dan Sumatera terlebih wilayah ibu kota Jakarta dikuasai Belanda.

Pendudukan wilayah Indonesia mendapat kecaman dari dunia internasional termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Negara tersebut khawatir akan imbas dari kekacauan politik, militer dan ekonomi.

Penyelesaian Agresi Militer Belanda I

Banyak negara yang mengambil peran dalam Agresi Militer Belanda I. Belanda sendiri mengrim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB untuk membela diri dengan isi surat :

  1. Belanda menuduh Indonesia tidak melaksanakan isi dari Perjanjian Linggarjati
  2. Gencatan senjata kerap dilanggar oleh tentara Indonesia dan pemerintah Indonesia tidak menyangkal hal tersebut
  3. Garis demarkasi yang telah ditentukan Belanda sering terjadi penyerbuan ole Indonesia.
  4. Banyaknya tawanan di daerah dari Belanda yang dilakukan oleh pihak Indonesia
  5. Adanya propaganda perang yang dibesar – besarkan oleh radio Indonesia di Yogyakarta

Dari surat tersebut, Belanda mengatakan bahwa Indonesia sudah melakukan tindak kejahatan. Maka, Belanda merasa perlu melakukan aksi polisionil untuk menertibkan wilayah Indonesia. Namun, dunia internasional menganggap bahwa kenyataannya Belanda melakukan agresi militer di Indonesia.

Pada 31 Juli 1947, Indonesia juga menulis surat ke Dewan Keamanan PBB. Surat ini berisi tentang permintaan Indonesia untuk Dewan Keamanan bertindak menangani masalah Indonesia dan Belanda. Ini merupakan tindak lanjut dari tuntutan India dan Australia tentang persoalan Agresi Militer I. Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya Dewan Keamanan PBB memutuskan bahwa Agresi Militer Belanda I harus segera diselesaikan. Belanda akhirnya menyadari bahwa pihaknya harus menaati PBB agar tidak terkena sanksi. Maka, per tanggal 5 Agustus 1947, Belanda menghentikan Agresi Militer Belanda I melalui perundingan.

KELUAR