Penebangan pohon secara tak terkendali, alih fungsi hutan menjadi perumahan, pembalakan liar, hingga perluasan wilayah industri berdampak pada bencana alam dan rusaknya habitat hidup satwa. Perilaku egois segelintir orang yang melakukan perburuan terhadap satwa liar menimbulkan kelangkaan pada satwa endemik. Tidak mustahil suatu saat karena hilangnya habitat satwa serta perburuan liar akan berdampak pada kepunahan satwa endemik. Diperlukan sifat arif dan bijak dalam menjaga dan melestarikan alam. Salah satu kunci pelestarian alam adalah dengan melakukan edukasi pemahaman pentingnya hidup selaras dengan alam kepada siswa dan masyarakat.
Kecamatan Mijen memiliki potensi alam yang luar biasa. Berbeda dengan kecamatan lain di Kota Semarang, Kecamatan Mijen memiliki wilayah dengan vegetasi tumbuhan berupa hutan jati, karet, sengon dan pinus yang masih melimpah. Hutan jati dari Perhutani menjadi potensi besar untuk perkembangan satwa. Namun, keanekaragaman vegetasi tumbuhan ini tidak diimbangi dengan perkembangan satwa liar. Banyaknya perburuan terutama pada burung membuat keanekaragaman burung di wilayah Mijen setiap tahun mengalami penurunan. Akibatnya banyak hutan mengalami silent forest atau hutan yang hening tanpa kehidupan dan suara satwa.
Dalam rangka mengembalikan keanekaragaman satwa burung liar, SMAN 13 Semarang dalam acara Jumat Virtual Cabdin 1 Seneng Bareng mengadakan acara pelepasan burung dengan tema “Hijau Berkicau” pada hari Jumat, 16 Desember 2022. SMAN 13 Semarang mengundang sekolah se Cabdin 1 Jawa Tengah beserta tamu undangan melalui zoom meeting dan disiarkan secara live di channel youtube SMAN 13 Semarang Official. Acara Hijau Berkicau juga turut mengundang unsur masyarakat seperti RT, RW, Polsek dan Koramil Mijen dengan tujuan membuat kesepakatan bersama mengenai penyelamatan satwa. Selain itu SMAN 13 Semarang juga mengundang sekolah di sekitar Mijen untuk ikut berpartisipasi pada acara ini.
Acara “Hijau Berkicau” merupakan bentuk kepedulian SMAN 13 Semarang terhadap alam di sekitar wilayah Mijen dengan melakukan penanaman dan pelepasan burung. Acara ini ditujukan untuk memperingati Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia atau Wildlife Conservation Day. Sebelum acara Hijau Berkicau, SMAN 13 Semarang mendapat bantuan bibit pohon dari Perhutani. Pohon – pohon tersebut ditanam di sekitar sekolah untuk menambah keasrian lingkungan supaya terjadi lingkungan “ijo royo royo” dan menjadi habitat kecil bagi burung – burung di sekitar SMAN 13 Semarang.
Kepala sekolah Rusmiyanto, S.Pd., M.Pd. menjelaskan bahwa kondisi alam di Kecamatan Mijen sangat mendukung untuk berkembangnya satwa terutama burung – burung liar. Sebanyak 270 spesies tersebar di wilayah Semarang raya. Burung menjadi elemen penting bagi alam sebagai penyebar benih alami yang memungkinkan adanya penghijauan. Dengan wilayah hijau yang masih luas di Kecamatan Mijen, adanya hutan jati dan karet milik Perhutani, serta tak jauh dari SMAN 13 Semarang terdapat hutan lindung Darupono yang menyambung hingga wilayah Kendal, Batang dan Temanggung menjadi potensi berkembangnya habitat satwa burung. Bapak Rusmiyanto berharap dengan adanya acara pelepasan burung dalam rangka konservasi satwa liar dapat mengedukasi masyarakat Mijen sehingga mampu mewujudkan kondisi alam yang seimbang. Lebih jauh dengan adanya acara ini pemerintah dapat memberi perhatian agar membuat regulasi tertentu untuk melindungi satwa liar terutama burung. Lebih jauh harapan SMAN 13 Semarang adalah akan ada gerakan serupa terutama pada wilayah – wilayah yang dekat dengan habitat satwa agar generasi selanjutnya masih merasakan indahnya alam dan aneka satwa burung.
Link Twibbon : https://www.twibbonize.com/hijauberkicausmagalas