Jumat, 23 Mei 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Dramatari Roro Jonggrang dalam Field Trip SMA Negeri 13 Semarang

Dari sisi gedung Sabara, Mijen, pagi pukul 6.30, 9 Januari 2020, 257 siswa kelas X SMA Negeri 13 Semarang berangkat field trip ke Yogyakarta. Bersama Aji Tour, enam bus beriringan. “Ini bukan wisata biasa yang hanya untuk mengajak siswa bersenang-senang. Para siswa diajak pada objek pembelajaran wirausaha, seni, dan sejarah,” kata Drs. Ponco Nugroho, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.

     Objek pertama yang dikunjungi para siswa adalah Tugu Chokolate, Kotagede, Yogyakarta. Para siswa mendapat pengetahuan sejarah pembuatan coklat, melihat proses pembuatan coklat, dan setiap siswa memperoleh kesempatan praktik membuat coklat. Aneka hasil coklat juga dijual di toko Tugu Chocolate.

            Setelah mengunjungi Malioboro, pada pukul 16.00 para siswa berkesempatan menyaksikan dramatari Roro Jonggrang, yang mengisahkan legenda berdirinya Candi Prambanan. Dramatari kontemporer ini berkisah tentang percintaan Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang. Dramatari ini berlatar perebutan kekuasaan di antara Prabu Damarmoyo, ayah Bandung Bondowoso dengan Prabu Boko, ayah Roro Jonggrang.

     Dramatari ini dimainkan kolosal, dengan 40 penari, digarap secara kontemporer dan bersifat menghibur. Perpaduan iringan gamelan dan band, dengan kreasi gerakan tari yang menggambarkan percintaan Bandung Bondowoso dan siasat penolakan Roro Jonggrang digelar di Gedung Trimurti Unit Teater Pentas Candi Prambanan. Dramatari ini berakhir pada klimaks: Roro Jonggrang dikutuk sebagai patung. Para siswa berkesan dengan pementasan dramatari legenda Roro Jonggrang, yang menggambarkan situs seribu candi, cerita rakyat yang sudah berkembang di kalangan masyarakat. Dramatari ini dikatakan kontemporer, karena memunculkan tari hip hop, break dance, love dance, dan latar video mapping. Dramatari ini memang sengaja memikat anak-anak muda, dimainkan anak muda, bahkan kanak-kanak, sebagai proses regenerasi. Tarian ini berdurasi 60 menit yang memiliki ritme dan bernuansa modern, dengan gerakan tari yang lebih rancak.

     Dramatari ini dipentaskan dengan tari balet, drama, akrobatik, dan berlatar multimedia yang gemerlapan. Dramatari ini seringkali membangkitkan tawa penonton, kocak, dan mengemas tragedi komedi. Bahkan para penari berkesempatan mengalungkan sampur pada penonton, mengajak menari bersama ke panggung. R. Agung Budi Laksono, S.Pd., M.Pd. berkesempatan menari dengan gerakan tari pergaulan yang kocak, yang menimbulkan gelak tawa riuh para siswa (Pras).

Post Terkait

0 Komentar

KELUAR