Terdapat beragam teori yang menjelaskan mengenai bagaimana proses masuknya ajaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Para ahli sejarah berpendapat bahwa terdapat dua cara masuk ajaran Hindu dan Buddha yaitu :
Dari teori diatas memunculkan beberapa teori mengenai bagaimana masuknya Hindu dan Buddha. Berikut ini tim sma13smg akan memaparkan teori – teori masuknya Hindu dan Buddha di Indonesia.
Teori Brahmana menyatakan bahwa agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum brahmana (pendeta) yang diundang para penguasa di Indonesia. Teori ini didukung oleh J.C. Van Leur. Bukti penguat dari pernyataan ini adalah adanya prasasti pada masa kerajaan Hindu Buddha. Hanya brahmana yang dapat baca dan tulis bahasa sansekerta serta menghindukan seseorang. Bahasa dalam kitab weda dan upacara keagamaan merupakan tugas dari brahmana. Disisi lain terdapat aturan bahwa kaum brahmana tidak boleh menyebrangi lautan.
Teori ksatria menyatakan bahwa ajaran Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum ksatria. Teori ini didukung oleh Prof. Dr. J.L. Moens yang menyebutkan pada abad ke 4-6 M kerap terjadi kekalahan perang oleh kaum ksatria. Kekalahan ksatria membuat mereka melarikan diri hingga ke Nusantara. Namun yang melemahkan dari teori ini adalah ksatria tidak bisa menghindukan seseorang.
Teori waisya berpendapat bahwa pedagang India memiliki peran besar dalam menyebarkan agama Hindu dan Buddha. Pendukung teori ini adalah Prof. Dr. N.J. Krom. Kedatangan para pedagang dari India selain melakukan perdagangan juga memperkenalkan ajaran agama Hindu Buddha. Para pedagang diyakini menyebarkan agama ketika menetap sementara waktu dan tidak jarang menikah dengan penduduk setempat.
Teori arus balik menjelaskan bahwa terdapat peran aktif para pedagang dalam hinduisasi yaitu pedagang nusantara mempelajari sendiri ajaran Hindu ke India untuk selanjutnya disebarkan di Indonesia. Tokoh yang meyakini teori ini adalah F.D.K. Bosch.