Rabu, 26 Jun 2024
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Sejarah Sarekat Islam

Sarekat Islam yang sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islam merupakan salah satu organisasi di masa awal yang muncul pada masa pergerakan nasional. Sarekat Dagang Islam didirikan oleh H. Samanhudi pada 16 Oktober 1905.

Latar Belakang Pendirian

Sarekat Dagang Islam didirikan pada 16 Oktober 1905 oleh H. Samanhudi di Solo. Latar belakang pendirian adalah keinginan untuk memajukan kepentingan ekonomi para pedagang Islam di Indonesia. Pada saat itu, pedagang keturunan Tionghoa memiliki ekonomi dan strata yang lebih tinggi dibandingkan pribumi. Di bawah kepemimpinan H. Samanhudi, Sarekat Dagang Islam berkembang dengan pesat dan berpengaruh. Pada tahun 1912, H.O.S. Tjokroaminoto bersama Hasan Ali Suharti mendirikan organisasi Sarekat Islam di Surabaya. Tjokroaminoto kemudian mengubah nama Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam.

Perkembangan Sarekat Islam

Pendirian Sarekat Islam bertujuan menggalang kerjasama dan memajukan pedagang Islam agar dapat bersaing dengan pedagang Tionghoa. Pada perkembangannya, Sarekat Islam tidak terbatas di Jawa saja. Keanggotaan Sarekat Islam terbuka bagi bangsa Indonesia.

Pada Januari 1913, Sarekat Islam menegaskan bahwa Sarekat Islam bukan sebuah partai politik. Walaupun organisasi SI bersifat keagamaan, namun bukan berarti tidak peka terhadap politik dan perbedaan. Islam diyakini mengakui pluralitas dan mensejahterakan rakyat.

Pada perkembangannya, Sarekat Islam menjadi Badan Hukum pada tahun 1916. Pada tahun yang sama, Sarekat Islam membuka sebanyak 181 cabang di seluruh Indonesia. Jumlah anggota dari Sarekat Islam kurang lebih 700.000 orang. Keanggotaan melonjak hingga 2 juta orang pada tahun 1919. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI mengirimkan wakilnya ke Volksraad pada tahun 1917.

Perpecahan Sarekat Islam

Sarekat Islam mengalami perpecahan pada tahun 1929. Sarekat Islam mendapatkan pengaruh dari Henk Sneevliet pada tahun pada tahun 1913. Pada tahun 1914, Sneevliet mendirikan Indische Social Democratische Vereenihing (ISDV) di Semarang. Paham yang dibawa ISDV memasuki Sarekat Islam yang dipimpin oleh Semaun.

Semaun menolak Sarekat Islam mengirim anggotanya ke Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat). Perlahan pengaruh Semaun semakin besar dan menimbulkan perpecahan. Perpecahan di Sarekat Islam menjadi dua menghasilkan dua organisasi baru yaitu Sarekat Islam Merah dan Sarekat Islam Putih. Perpecahan ini dikarenakan integrasi komunis yang dibawa melalui Semaun dan Darsono ke organisasi Sarekat Islam.

Sarekat Islam Putih yang berhaluan kanan diketuai Tjokroaminoto, sedangkan Sarekat Islam Merah berhaluan kiri dipimpin oleh Semaun.

KELUAR