Jumat, 25 Jul 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Sejarah Palagan Ambarawa : Pertempuran, Latar Belakang dan Penyelesaian

Peristiwa Pertempuran Ambarawa atau disebut juga Palagan Ambarawa merupakan pertempuran besar di wilayah Ambarawa dan sekitarnya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda (NICA) dan Inggris (AFNEI).

Sekutu datang ke Semarang pada 20 Oktober 1945 untuk mengurus tawanan perang di Magelang yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Bethell. Namun, sesampainya di Magelang justru pasukan Sekutu yang diboncengi oleh NICA mempersenjatai tawanan. Hal tersebut yang kemudian menyulut konflik di Magelang dan Ambarawa.

Sejarah Pertempuran Ambarawa

Peristiwa Palagan Ambarawa berlangsung dari 20 Oktober hingga 15 Desember 1945 di Kota Ambarawa. Kedatangan Sekutu ke Semarang pada 20 Oktober 1945 bermaksud untuk mengurus tawanan perang. Sekutu awalnya diterima baik oleh Gubernur Jawa Tengah Wongsonegoro dan dipersilakan untuk melanjutkan perjalanan ke Magelang.

Namun, pada 26 Oktober 1945 Sekutu yang diboncengi NICA secara diam – diam mempersenjatai tawanan perang Belanda. Hal ini memicu konflik di wilayah Magelang. Pada tanggal 2 November 1945, Soekarno dan Brigadir Bethell melakukan perundingan guna meredam konflik di Magelang. Namun, sekutu mengingkari persetujuan hasil dari perundingan tersebut.

Sekutu menarik diri ke Ambarawa sebagai pusat pertahanan mereka. Pada 21 November 1945, Indonesia meminta Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dari Yogyakarta karena menilai keadaan ini sangat berbahaya. Pertempuran pecah di Ambarawa yang memakan korban salah satunya pimpinan TKR, Letkol Isdiman pada tanggal 5 Desember 1945.

Pada tanggal 26 November 1945, Kolonel Soedirman ditunjuk untuk menggantikan Letkol Isdiman untuk memimpin pertempuran Ambarawa. Dibawah Kolonel Soedirman, Sekutu mampu dikurung di Ambarawa. Kolonel Soedirman menggunakan taktik Gelar Supit Urang yaitu taktik pengepungan sehingga Sekutu terkurung di tengah. Akhirnya pada 15 Desember 1945, Sekutu menyerah dan menarik diri ke Semarang.

Kemenangan ini kemudian diabadikan dalam monumen Palagan Ambarawa dan diperingati sebagai Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.

KELUAR