Menurut prasasti Kebon Kopi Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu yang berdiri pada abad ke 4 M atau ke 5 M. Letak Kerajaan Tarumanegara adalah di tepi sungai Citarum, Jawa Barat. Diperkirakan letak dari Kerajaan Tarumanegara adalah di wilayah Bekasi.
Terdapat beberapa versi mengenai pendiri Tarumanegara. Diperkirakan pendiri Tarumanegara adalah Maharesi Jayasingawarman dari India. Menurut prasasti Ciaruteun, raja pertama sekaligus pendiri dari Kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman. Disisi lain dari naskah Wangsakerta menyebutkan bahwa Purnawarman adalah raja ketiga, namun justru temuan ini diragukan kebenarannya. Kedatangan Jayasingawarman ke Indonesia dikarenakan kekacauan Maharaja Samudragupta.
Menurut prasasti Tugu, wilayah Tarumanegara pada masa pemerintahan Purnawarman meliputi bagian utara Jawa bagian barat, mulai dari Banten hingga Cirebon. Pada masa pemerintahannya, Purnawarman melakukan penggalian Sungai Candrabaga (saat ini dianggap sebagai kota Bekasi, Candrabaga menjadi Bagasasi, menjadi Bekasi) dengan panjang 12 km dan Sungai Gomati yang menjurus ke laut. Selain itu, Purnawarman juga memberi persembahan kepada Brahmana sebesar 1.000 ekor sapi.
Berikut adalah daftar raja Kerajaan Tarumanegara :
Tarumanegara mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Purnawarman yang dikenal cerdas dan berwibawa. Pada tahun 397 M, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan di sekitar pantai yang kemudian dianggap sebagai cikal bakal Sunda. Menurut prasasti Tugu, Raja Purnawarman sukses melakukan penaganan banjir dengan membuat sungai Candrabaga sepanjang 12 km. Selain itu, ia juga memberikan persembahan berupa pemberian 1000 ekor sapi. Dibawah kepemimpinannya, ia menguasai 48 kerajaan daerah. Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Barat, Mulai Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon. Kerajaan Tarumanegara juga sudah melakukan hubungan diplomatik dengan Cina.
Kerajaan Tarumanegara mengalami keruntuhan pada abad ke 7 M pada masa kepemimpinan Raja Linggawarman setelah 3 tahun berkuasa. Tahta secara otomatis menurun ke menantunya, Tarusbawa. . Berikut adalah faktor utama runtuhnya Tarumanegara :
Berdasarkan prasasti Kota Kapur Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan pada tahun 650 M. Kerajaan Sriwijaya dibawah Dapunta Hyang Sri Jayanasa menyerang Jawa. Hal ini dianggap sebagai salah satu faktor runtuhnya Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Ho Ling (Kalingga) pada abad ke 7.
Berdasarkan naskah Wangsakerta Kerajaan Tarumanegara mengalami perpecahan dikarenakan adanya pembagian kerajaan dari Linggawarman ke Tarusbawa, menantunya. Hal ini mengakibatkan Tarumanegara mengalami perpecahan menjadi dua kerajaan yaitu Sunda dan Galuh. Disebutkan Linggawarman pada tahun 666 memberi amanat kepada kerajaan kecil dibawah Tarumanegara untuk mewakilinya. Kerajaan Galuh yang berada di dekat Cirebon dibawah kepemimpinan menantunya, Tarusbawa memilih berpisah dengan Tarumanegara, disisi lain Linggawarman merubah nama kerajaan menjadi Sunda.
Naskah Wangsakerta