Rabu, 09 Jul 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Sejarah Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang merupakan kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 1568 dan diperkirakan terletak di Desa Pajang, Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Kerajaan Pajang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau dikenal dengan nama Jaka Tingkir.

Sultan Hadiwijaya mampu membawa Pajang mencapai puncak kejayaan. Dengan letaknya yang berada di daerah pedalaman, Pajang menerapkan sistem agraris berupa pertanian sebagai mata pencaharian utama di Kerajaan Pajang. Setelah 21 tahun berdiri, Pajang mengalami kemunduran hingga runtuh pada tahun 1587.

Berdirinya Kerajaan Pajang

Menurut Babad Banten menyebutkan bahwa keturunan sultan Pajang berasal dari Pengging, sebuah kerajaan kuno di Boyolali dengan Andayaningrat sebagai pemimpinnya. Diperkirakan, Andayaningrat atau dikenal dengan nama Jaka Sanagara atau Jaka Bodo masih memiliki hubungan kekerabatan dengan raja Majapahit.

Diceritakan Ki Anggeng Pengging wafat karena dibunuh oleh Sunan Kudus. Ki Anggeng Pengging meninggalkan seorang putra dengan nama Mas Karebet yang kemudian diangkat sebagai anak dari Nyi Ageng Tingkir. Mas Karebet yang kemudian lebih dikenal dengan nama Jaka Tingkir memutuskan untuk mengabdi kepada Kesultanan Demak.

Singkat cerita, Kesultanan Demak meminta Jaka Tingkir untuk mendirikan Kerajaan Pajang dan menjadi raja pertama dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Ketika Kesultanan Demak mengalami kemunduran dan pemberontakan Arya Penangsang, Sultan Hadiwijaya melakukan penumpasan atas pemberontakan tersebut. Sultan Hadiwijaya membunuh Arya Penangsang dan menjadi pewaris tahta Kesultanan Demak serta memindahkan ibu kota Demak ke Pajang. Dengan demikian, Pajang resmi menjadi kerajaan pada 1568 M.

Letak Kerajaan Pajang

Diperkirakan Kerajaan Pajang berada di wilayah Kartasura yang merupakan wilayah pedalaman di Jawa. Wilayah Kerajaan Pajang tidak terlalu luas yaitu meliputi wilayah Jawa Tengah. Setelah wafatnya Sultan Trenggana, banyak wilayah Jawa Timur yang melepaskan diri.

Raja – Raja Kerajaan Pajang

Berikut ini adalah daftar raja Kerajaan Pajang selama berdiri 21 tahun :

  1. Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya (1568-1583 M)
  2. Arya Pangiri atau Ngawantipura (1583-1586 M)
  3. Pangeran Benawa atau Prabuwijaya (1586-1587 M)

Masa Kejayaan

Kerajaan Pajang mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya yang menjabat sebagai raja selama 15 tahun. Pada masa kepemimpinannya, wilayah kekuasaan Pajang mencapai wilayah Madiun, Blora dan Kediri. Pertanian Pajang juga mengalami kemajuan yang pesat hingga menjadi lumbung beras utama di Jawa. Hal ini didukung oleh letak wilayah Pajang yang berada di dataran rendah yang dipertemukan Sungai Pepe dan Dengkeng.

Kemunduran Kerajaan Pajang

Pada 1582 M, terjadi perang antara Pajang dan Mataram. Sepulang dari perang Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal. Setelah masa kepemimpinan Sultan Hadiwijaya, kerajaan Pajang mengalami kemunduran. Terjadi perebutan tahta diantara putra Sultan Hadiwijaya, Pangeran Benawa dan menantunya Arya Pangiri.

Arya Pangiri berhasil mengambil tahta raja Kerajaan Pajang pada 1583, sedangkan Pangeran Benawa tersingkir ke wilayah Jipang. Selama masa pemerintahan Arya Pangiri, disibukkan dengan usaha balas dendam kepada Mataram hingga rakyatnya terabaikan. Hal tersebut membuat Pangeran Benawa prihatin dan melancarkan serangan pada 1586 yang dibantu oleh Sutawijaya dari Mataram.

Dalam serangan ke Pajang tersebut, Arya Pangiri kalah dan dikembalikan ke Demak. Raja Kerajaan Pajang beralih ke Pangeran Benawa sebagai raja ketiga. Masa pemerintahan Pangeran Benawa berlangsung singkat karena memilih untuk menjadi penyebar agama Islam.

Pada tahun 1587, kekuasaannya pun berakhir dan digantikan putranya. Kerajaan Pajang atas kebijakan Sutawijaya dijadikan bawahan Mataram hingga akhirnya benar – benar berakhir pada 1618 setelah dihancurkan oleh pasukan Sultan Agung dari Mataram.

Peninggalan Kerajaan Pajang

Peninggalan Kerajaan Pajang yang masih tersisa hingga sekarang adalah Masjid Laweyan yang konon didirikan oleh Sultan Hadiwijaya. Selain Masjid Laweyan, peninggalan lain yaitu Pasar Laweyan dan Bandar Kabanaran. Sedangkan di daerah Pajang sendiri ditemukan reruntuhan yang dipercaya sebagai petilasan Kerajaan Pajang.

Masjid Laweyan
KELUAR