wp-hide-security-enhancer
domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init
action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/sma13sc/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114Kerajaan Kalingga atau disebut juga Holing merupakan kerajaan bercorak Hindu yang berada di pesisir utara Jawa Tengah. Keberadaan Kalingga diketahui dari catatan utusan Cina yang datang ke kerajaan tersebut pada tahun 647 dan 666 M. Berbeda dengan kerajaan lain pada umumnya, kerajaan Kalingga tidak banyak meninggalkan prasasti. Satu – satunya prasasti yang ditemukan terletak di lembah Gunung Merbabu.
Sumber sejarah Kerajaan Kalingga adalah berita dari Cina pada tahun 647 M ketika Kerajaan Kalingga dipimpin oleh Ratu Sima. Ia dikenal sebagai ratu yang tegas, jujur dan bijaksana. Sumber kedua adalah prasasti batu yang ditemukan di lembah Gunung Merbabu dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Prasasti ini menjelaskan mengenai mata air jernih yang terdapat di daerah tersebut. Mata air jernih tersebut menjadi sungai suci layaknya Sungai Gangga. Tepat diatas batu terdapat sebuah ukiran gambar trisula, kendi, kapak dan bunga teratai yang menandakan Kerajaan Kalingga bercorak Hindu. Berita I-Tsing juga dijadikan sumber sejarah Kerajaan Kalingga.
Letak Kerajaan Kalingga masih menjadi perdebatan bagi para ahli sejarah. Ada beberapa asumsi mengenai letak Kalingga yaitu di Blora dan Purwodadi, Salatiga, dan Jepara.
Berita dari Cina menyebutkan bahwa pemerintahan pusat Kalingga diserahkan kepada empat maha menteri yang mengatur 28 kerajaan kecil di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batas wilayah Kalingga adalah Po-li (kemungkinan Bali) di bagian timur dan la (kemungkinan Kamboja) di bagian utara. Batas barat adalah To-po-teng (diperkirakan Sumatera) dan bagian selatan adalah samudera.
Kehidupan ekonomi Kerajaan Kalingga ditopang oleh perdagangan dengan komoditas emas, perak, dan cula badak. Dalam kehidupan sosialnya, Kerajaan Kalingga menerapkan peraturan ketat oleh Ratu Sima. Sikapnya tegas, adil dan bijaksana yang membuat masyarakat Kalingga hidup secara teratur.
Prasasti Tukmas ditemukan di Dusun Dakawu, Desa Lepak, Kecamatan Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Isi dari prasasti ini menyebutkan mata air jernih dan bersih yang mengalir yang disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti ini juga terdapat gambar – gambar kendi, kelasangka, trisula, cakra, bunga teratai dan kapak sebagai bukti corak Hindu pada Kerajaan Kalingga.
Prasasti Sojmerto ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno yang diperkirakan berasal dari abad ke 7 M. Isi dari prasasti ini adalah munculnya tokoh bernama Dapunta Selendra yaitu anak dari Santanu dan ibunya bernama Bhadrawati sedangkan istrinya bernama Sampula. Menurut Prof. Drs. Boechari, Dapunta Selendra merupakan cikal bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang kemudian berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
Candi Angin ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.