Rabu, 05 Feb 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Sejarah ISDV : Organisasi Cikal Bakal PKI

Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) merupakan organisasi politik berhalauan sosialis-marxis yang berdiri pada 9 Mei 1914 di Surabaya didirikan oleh Henk Sneevliet. ISDV menjadi organisasi cikal bakal Partai Komunis Indonesia (PKI). ISDV memiliki peran penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia melalui perjuangan non kooperatif.

Latar Belakang Pendirian ISDV

Perkembangan politik dan ekonomi abad ke – 20 mengalami perubahan yang sangat cepat tak terkecuali di tanah jajahan Belanda, Hindia Belanda. Namun, perkembangan ini hanya dirasakan oleh kalangan elit yang berkuasa. Mayoritas rakyat Indonesia masih hidup dalam kemiskinan dan penindasan kolonial. Hal ini yang membuat munculnya ketidakpuasan dan kesadaran politik akan rasa bersatu diantara buruh, petani dan pelajar.

Disisi lain, di Eropa mulai berkembang ideologi – ideologi baru seperti sosialisme dan komunisme yang menjadi gerakan kiri dunia. Salah satu tokoh yang terinspirasi dari ideologi sosialisme dan komunisme adalah Henk Sneevliet, seorang aktivis sosialis dari Belanda yang datang ke Hindia Belanda pada tahun 1913. Ia ditugaskan sebagai staf editor di Soerabaiaasch Handelsblad, sebuah surat kabar di Surabaya. Ketika di Hindia Belanda, ia tergabung dalam organisasi buruh kereta api VSTP (Vereniging van Spoor-en Tramweg Personeel).

Henk Sneevliet menilai ia dan teman – temannya harus mendirikan sebuah organisasi buruh untuk menyuarakan aspirasi dan kepentingan rakyat. Mereka kemudian mendirikan organisasi berbasis sosialis yang terafiliasi dengan gerakan internasional Komintern (Komunis Internasional). Oleh karena itu, pada 9 Mei 1914 didirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) di Matrozenbond Club (serikat buruh pelaut) di Marinegebouw, Surabaya. ISDV menjadi organisasi pertama yang menyatakan sebagai organisasi berbasis marxis.

Perkembangan ISDV

Pada masa awal ISDV memiliki anggota berjumlah 85 orang yang terdiri dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Sociaal-Democratische Arbeiderspartij) dan SDP (Sociaal-Democratische Partij). Anggota ISDV berasal dari berbagai daerah dan profesi seperti Belanda, Indo-Belanda, Tionghoa, Jawa, Sumatera, Bali, Madura, Minangkabau, Bugis, Makassar, Batak, Dayak, Melayu, Arab, India, serta buruh pabrik, pelabuhan, kereta api, perkebunan, pertambangan, pegawai negeri sipil, guru, dokter, pengacara, wartawan, pedagang, seniman, dll.

Pergerakan ISDV bersifat non kooperatif kepada pemerintah Hindia Belanda. ISDV menentang persiapan perang yang dilakukan oleh kolonial Belanda dan mendukung kemerdekaan Irlandia, India, Mesir dan Turki. Selain itu, ISDV juga berusaha mengintegrasikan diri ke organisasi lain seperti Insulinde (organisasi Indo-Belanda yang berhaluan nasionalis), Sarekat Islam (organisasi massa Islam yang berhaluan sosial), Budi Utomo (organisasi pelajar dan cendekiawan Jawa yang berhaluan nasionalis), dll. Kerjasama yang terjalin diantara organisasi lain tidak berlangsung lama karena perbedaan kepentingan diantara organisasi – organisasi tersebut.

ISDV mengalami perpecahan dalam internal partai akibat perbedaan pendapat dan taktik perjuangan. Perpecahan ini memuncak pasca meletusnya Revolusi Rusia pada 1917 yang menimbulkan gerakan sosialis di seluruh dunia. Pada tahun 1918, Sneevliet mendirikan organisasi Porojitno (Persatuan Buruh Jawa Timur) sebagai sayap buruh ISDV. Porojitno memiliki anggota mencapai 20.000 orang dan menjadi organisasi buruh terbesar di Hindia Belanda. Porojitno juga menjadi anggota Komintern sebagai wakil dari Hindia Belanda.

Pada tahun 1919, Sneevliet dan kawan-kawannya mendirikan Sama Rata (Persatuan Rakyat) sebagai sayap pribumi ISDV. Sama Rata bertujuan untuk merekrut anggota pribumi yang berminat dengan ide-ide sosialis-marxis. Sama Rata juga menerbitkan surat kabar Hindia Bergerak (Hindia Bergerak) sebagai media komunikasi dengan rakyat pribumi.

Perubahan ISDV menjadi PKI

Pada tanggal 23 Mei 1920, ISDV mengubah nama menjadi Perserikatan Komunis Hindia (PKH) sekaligus menjadi hari lahir PKI untuk menyesuaikan arus pergerakan global. PKH mengadopsi program Komintern yang mengarah ke pembentukan pemerintah Soviet Hindia Belanda. Gerakan ini membuat pemerintah Hindia Belanda bersikap keras kepada PKH dan menangkap tokoh – tokohnya. Sneevliet kemudin dipulangkan ke Belanda pada 1918 karena dianggap penghasut.

Pada tahun 1921, PKH berganti menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk menunjukkan identitas nasionalnya. PKI melanjutkan semangat perjuangan ISDV melalui pergerakan non kooperatifnya. Dalam perjalanannya, PKI mengalami pasang surut dan pemberontakan – pemberontakan hingga pembantaian massal pada 1965-1966.

Sumber : https://an-nur.ac.id/blog/indische-sociaal-democratische-vereeniging-isdv-organisasi-sosialis-marxis-pertama-di-indonesia.html

KELUAR