Rabu, 30 Jul 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Perlawanan Pattimura terhadap Belanda : Latar Belakang, Kronologi dan Dampak Perang

Pattimura merupakan tokoh yang melakukan perlawanan terhadap Belanda di wilayah Maluku. Kekayaan rempah – rempah Maluku telah menjadi incaran bangsa – bangsa Barat untuk melakukan monopoli perdagangan. Dengan datangnya Belanda dan monopoli perdagangan yang dilakukannya, berakibat pada kesengsaraan bagi rakyat Maluku. Perlawanan terhadap Belanda pun dilakukan dibawah komando Thomas Matulessy atau dikenal dengan nama Kapitan Pattimura. Perlawanan Pattimura kemudian dikenal dengan Perang Pattimura atau Perang Saparua.

Latar Belakang Perang Pattimura

Sekitar abad ke 16-17 M, bangsa Barat berdatangan ke Maluku untuk memperebutkan kekuasaan. Maluku sempat dikuasai oleh Inggris pada abad ke 19 sebelum kembali lagi dikuasai oleh Belanda. Hal ini dikarenakan adanya Traktat London penyerahan wilayah Indonesia kepada Belanda.

Kembalinya Belanda dalam menjajah wilayah Maluku memicu adanya perlawanan dikarenakan beberapa hal diantaranya :

  • Tindakan sewenang – wenang Residen Saparua, Van den Berg yang memberlakukan kembali kerja paksa
  • Kewajiban rakyat Maluku untuk menyediakan perahu untuk Belanda tanpa diberi upah
  • Kewajiban menyerahkan ikan asin, kopi, dan hasil laut kepada Belanda
  • Diberlakukannya lagi pelayaran hongi di Maluku

Kronologi Perang Pattimura

Kesewenang – wenangan Belanda memicu perlawanan rakyat Maluku. Pada Mei 1917, rakyat Maluku melakukan pertemuan untuk membahas strategi dalam perlawanan Belanda. Pada pertemuan di tanggal 14 Mei 1817 disepakati Thomas Matulessy sebagai pemimpin pergerakan dengan julukan Kapiten Pattimura. Setelah dilantik, Pattimura kemudian memilih beberapa orang untuk membantunya dalam perlawanan terhadap Belanda yaitu Anthoni Rhebok, Philips Latimahina, Lucas Selano, Arong Lisapafy, Melchior Kesaulya dan Sarassa Sanaki, Christina Martha Tiahahu, dan Paulus Tiahahu.

Pada tanggal 15 Mei 1817, dilakukan penyerangan pada pos – pos dan benteng Belanda di wilayah Saparua. Pada operasi ini, pasukan Pattimura berhasil merebut benteng Duurstede dan menewaskan Residen Saparua, Van den Berg. Pada tanggal 20 Mei 1817 diadakan rapat di Haria untuk membulatkan tekad berjuang melawan Beolanda dengan “Proklamasi Portho Hari”. Pada waktu yang sama, Belanda menyerang balik dengan 300 pasukan Ambon yang dipimpin Mayor Beetjes untuk merebut kembali benteng Duurstede. Penyerangan tersebut kemudian dikenal dengan nama ekspedisi Beetjes. Upaya Beetjes berhasil digagalkan Kapitan Pattimura dan pasukannya.

Kemenangan demi kemenangan diraih diantaranya di sekitar pulau Seram, Hatawano, Hitu, Haruku, Waisisil dan Larike. Pada tanggal 4 Juli 1817, Belanda dibawah pimpinan Overste de Groot berangkat menuju Saparua untuk melakukan aksi vandalisme. wilayah Hatawano dibumihanguskan oleh Belanda termasuk diterapkan siasat berunding, serangan mendadak, vandalisme dan adu domba diterapkan silih berganti. Belanda juga melakukan aksi politik penghianatan kepada para pejuang dan pembantu Pattimura.

Pada tanggal 11 November 1817 dengan bantuan pengkhianat dari pasukan Pattimura, Letnan Pietersen berhasil menyergap Kapiten Pattimura dan Philips Latumahina saat di Siri Sori. Hal ini dikarenakan Raja Booi dari Saparua yang membocorkan informasi tentang strategi Perang Pattimura. Maka wilayah Saparua berhasil dengan mudah direbut oleh Belanda.

Pada tanggal 16 Desember 1817, para tokoh pejuang dari Maluku ditangkap oleh Belanda seperti Kapitan Pattimura, Anthony Rhebok, Philip Latumahina, dan Said Parintah yang harus berakhir dengan hukuman gantung di depan benteng Nieuw Victoria, Kota Ambon.

Dampak Perang Pattimura

Dampak dari Perang Pattimura salah satunya adalah dikuasainya benteng Duursted oleh rakyat Maluku. Perang Pattimura juga berhasil menyatukan semangat rakyat Maluku dalam melawan penindasan Belanda. Berakhirnya Perang Pattimura membawa kesengsaraan rakyat Maluku akibat Belanda yang bertindak semakin sewenang – wenang. Berkat jasa – jasanya dalam mempertaruhkan nyawa dalam perjuangan melawan Belanda, Pattimura kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

KELUAR