Pada tahun 1800an, Perancis dibawah Napoleon Bonaparte memenagkan perang di Eropa. Dampaknya, wilayah jajahan bangsa Eropa harus diserahkan kepada Perancis tidak terkecuali Hindia Belanda dibawah pemerintahan kolonial Belanda. Louis Napoleon yang merupakan adik dari Napoleon Bonaparte diangkat sebagai penguasa Belanda pada tahun 1806. Selanjutnya, pada tahun yang sama Louis Napoleon mengirim Herman Willem Daendels untuk menjadi Gubernur Jenderal di Jawa yang bertugas mempertahankan kekuasaan Jawa dari Inggris.
Herman Willem Daendels menjabat sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda pada tahun 1808 hingga 1811. Disisi lain, Daendels juga ditugaskan untuk memperbaiki pertahanan dan administrasi pasca runtuhnya VOC. Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Daendels menerapkan beberapa kebijakan diantaranya :
Daendels dikenal dengan pola pemerintahan bertangan besi atau otoriter. Adapun kebijakannya dalam bidang pertahanan dan keamanan diantaranya :
Daendels mengubah beberapa aturan dalam tata cara adat istiadat diantaranya mereduksi beberapa kebijakan kerajaan lokal, diantaranya :
Pasca bangkrutnya VOC, Daendels dituntut memperbaiki tata kelola ekonomi khususnya di Jawa. Berikut adalah kebijakan – kebijakannya :
Pada bidang peradilan, Daendels menerapkan tiga jenis peradilan diantaranya peradilan untuk orang Eropa, Timur Asing dan rakyat biasa. Daendels juga membuat aturan untuk memberantas korupsi kepada siapa saja termasuk orang Eropa dan Timur Asing.
Pemerintahan Daendels melegalkan praktek perbudakan sehingga membuat hubungannya dengan raja – raja Jawa memburuk yang mengakibatkan munculnya perlawanan di berbagai daerah. Kebijakan penjualan tanah dan tidak produktifnya pemasukan dari wilayah – wilayah membuat Daendels dipanggil kembali ke Belanda dan digantikan pemerintahan Jansens.