Kabinet Sukiman : Terbentuknya, Program Kerja dan Mosi Tidak Percaya
Anda disini : Beranda - Materi + Tugas - Kabinet Sukiman : Terbentuknya, Program Kerja dan Mosi Tidak Percaya
Kabinet Sukiman merupakan kabinet kedua setelah bubarnya Republik Indonesia Serikat (RIS). Presiden Soekarno menunjuk dua orang formatur yaitu Sidik Joyokusumo (PNI) dan Dr. Sukiman (Masyumi) untuk membentuk kabinet baru. Setelah perundingan pada tanggal 26 April 1951 diumumkan kabinet baru dibawah Sukiman Wiryosanjoyo (Masyumi) dan SSuwiryo (PNI). Kabinet Sukiman terdiri dari dua koalisi partai yaitu Masyumi dan PNI. Kabinet Sukiman bertugas sejak 27 April 1951 hingga 3 April 1952.
Program Kerja Kabinet Sukiman
Fokus program kerja dari Kabinet Sukiman adalah keamanan negara dan ketertiban negara. Maka program kerja Kabinet Sukiman adalah sebagai berikut :
Menjalankan secara tegas hukum negara untuk menjamin keamanan dan ketentraman, serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara.
Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek untuk mempertinggi sosial ekonomi rakyat, membaharui hukum agraria sesuai kepentingan petani, dan mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam lapangan pembangunan.
Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk konstituante dan menyelenggarakan pemilu dalam waktu singkat.
Mempercepat otonomi daerah.
Menyiapkan undang-undang tentang Pengakuan Serikat Buruh dan Perjanjian Kerja Sama (collectieve arbeidsovereenkomst).
Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk perdamaian, menyelenggarakan hubungan Indonesia-Belanda atas dasar Unite Statuut menjadi hubungan berdasarkan perjanjian internasional, mempercepat peninjauan kembali persetujuan KMB dan meniadakan perjanjian yang merugikan negara dan rakyat, serta memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia secepatnya.
Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan rakyat.
Susunan Kabinet Sukiman
Ketua Kabinet: Sukiman Wirjosandjojo (Masyumi)
Wakil Kabinet: Suwiryo (PNI)
Menteri Luar Negeri: Achmad Subardjo (Masyumi)
Menteri Pertahanan: Sewaka (Masyumi)
Menteri Kehakiman: Wongsonegoro (PNI), A. Pellaupessy (PNI), Mohammad Nasrun (Masyumi)
Menteri Penerangan: Arnold Mononutu (Parkindo)
Menteri Keuangan: Jusuf Wibisono (Masyumi)
Menteri Pertanian: Suwarto (PNI)
Menteri Perdagangan dan Perindustrian: Sujono Hadinoto (Masyumi), Wilopo (PNI)
Menteri Perhubungan: Djuanda Kartawidjaja (PNI)
Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Ukar Bratakusumah (PSII)
Menteri Perburuhan: Iskandar Tedjasukmana (Masyumi)
Menteri Sosial: Sjamsuddin (Masyumi)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Wongsonegoro (PNI)
Menteri Agama: Wahid Hasjim (NU)
Menteri Kesehatan: J. Leimena (Parkindo)
Menteri Urusan Umum: A. Pellaupessy (PNI)
Menteri Urusan Pegawai: Pandji Suroso (PSII)
Menteri Urusan Agraria: Gondokusumo (Masyumi)
Jatuhnya Kabinet Sukiman
Terdapat beberapa faktor jatuhnya Kabinet Sukiman diantaranya :
Perbedaan pandangan antara Masyumi dan PNI terkait masalah Irian Barat. Masyumi menginginkan secara keras Irian Barat masuk dalam wilayah Indonesia, sedangkan PNI bersikap lunak dan bersedia melakukan perundingan dengan Belanda.
Adanya politik luar negeri menolak bantuan asing oleh Kabinet Sukiman terkait adanya politik yang menolak keberpihakan dalam Perang Dingin. Namun, pada masa jabatan Kabinet Sukiman menerima bantuan dari Amerika Serikat pada Mutual Security Act (MSA) yang dianggap mengancam kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.
Adanya perselisihan antar anggota kabinet serta adanya intervensi Soekarno dalam urusan kabinet.
Dari permasalahan – permasalahan diatas, maka pada 3 April 1952, Kabinet Sukiman mengundurkan diri dari parlemen setelah mendapat mosi tidak percaya dari seluruh fraksi partai politik di parlemen.
Sumber : https://an-nur.ac.id/blog/kabinet-sukiman-sejarah-susunan-program-kerja-dan-jatuhnya.html