Jumat, 18 Jul 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Kabinet Burhanuddin Harahap : Program Kerja, Keberhasilan dan Pemilu 1955

Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet kelima pada demokrasi liberal atau demokrasi parlementer. Kabinet ini berlangsung selama 12 Agustus 1955 hingga 3 Maret 1956. Pada Kabinet Burhanuddin Harahap dikenal sebagai kabinet nasional karena susunan kabinet terdiri dari 13 partai yang didominasi oleh partai Masyumi. Selama menjabat, Kabinet Burhanuddin dihadapkan pada beberapa masalah seperti penyelenggaraan pemilu pertama, penyelesaian masalah Irian Barat, dan separatisme DI/TII.

Sejarah Kabinet Burhanuddin Harahap

Kabinet Burhanuddin Harahap ditunjuk setelah jatuhnya Kabinet Ali Sastroamidjojo I yang menyerahkan mandatnya pada 23 Juli 1955. Mohammad Hatta selaku wakil presiden kemudian menunjuk tiga orang formatur kabinet baru, yaitu Wilopo, Sukiman dan Asaat. Ketiga calon tersebut sepakat untuk menunjuk Hatta sebagai perdana menteri sekaligus menteri pertahanan. Hatta sendiri menolak karena masih menjabat sebagai wakil presiden dan memilih Burhanuddin Harahap dari Masyumi sebagai formatur baru.

Burhanuddin Harahap awalnya menolak, karena merasa kurangnya dukungan politik dan kurangnya pengalaman. Namun, setelah partai – partai besar seperti PNI, NU dan PSI mendukung Burhanuddin Harahap, maka Burhanuddin Harahap kemudian menyetujui pembentukan kabinet baru. Kabinet Burhanuddin Harahap berisi 20 orang menteri dari 13 partai politik dan dilantik pada 12 Agustus 1955.

Susunan Kabinet Burhanuddin Harahap

  • Perdana Menteri: Mr. Burhanuddin Harahap (Masyumi)
  • Wakil Perdana Menteri I: R. Djanu Ismadi (PNI)
  • Wakil Perdana Menteri II: Harsono Tjokroaminoto (NU)
  • Menteri Luar Negeri: Ide Anak Agung Gde Agung (Partai Nasional Indonesia Sosialis)
  • Menteri Dalam Negeri: R. Sunarjo (PNI)
  • Menteri Pertahanan: Burhanuddin Harahap (Masyumi)
  • Menteri Kehakiman: Lukman Wiradinata (PSI)
  • Menteri Penerangan: Sjamsuddin Sutan Makmur (Masyumi)
  • Menteri Keuangan: Sumitro Djojohadikusumo (Masyumi)
  • Menteri Perekonomian: I.J. Kasimo (NU)
  • Menteri Pertanian: Mohammad Sardjan (NU)
  • Menteri Perhubungan: H. Laoh (Masyumi)
  • Menteri Muda Perhubungan: Asraruddin (Partai Muslimin Indonesia)
  • Menteri Pekerjaan Umum: Pandji Suroso (PNI)
  • Menteri Tenaga Listrik dan Gas: R.M.A.A. Wiranatakusumah (Partai Katolik)
  • Menteri Perindustrian: A.M. Tambunan (Parkindo)
  • Menteri Perdagangan: A.A. Maramis (Partai Nasional Indonesia Sosialis)
  • Menteri Sosial: R.P. Soeroso (PSI)
  • Menteri Kesehatan: Dr. Leimena (Parkindo)
  • Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Drs. Moh. Yamin (Partai Nasional Indonesia)

Program Kerja Burhanuddin Harahap

Berikut adalah program kerja Burhanuddin Harahap :

  • Menyelenggarakan Pemilihan Umum pertama pada 29 September 1955.
  • Menyelesaikan masalah Irian Barat.
  • Menanggulangi pemberontakan DI/TII yang dipimpin oleh Kartosuwiryo
  • Melaksanakan program pembangunan ekonomi dan sosial

Kejatuhan Kabinet Burhanuddin Harahap

Selama masa pemerintahan Kabinet Burhanuddin Harahap, terdapat beberapa masalah yang mengakibatkan kejatuhan kabinet ini, yaitu :

  • Perselisihan antar partai – partai koalisi terutama Masyumi dan PNI yang memiliki perbedaan ideologi, politik luar negeri dan hubungan dengan presiden
  • Tuntutan dari daerah untuk mendapat otonomi yang lebih luas seperti Sumatera Utara, sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat.
  • Usulan Soekarno untuk membentuk Dewan Nasional, yang nantinya menjadi lembaga tertinggi yang berwenang mengambil keputusan politik.
  • Adanya gerakan mahasiswa untuk menuntut reformasi politik dan pemberantasan korupsi.

Akibat dari permasalahan – permasalahan ini, maka pada 3 Maret 1956 Kabinet Burhanuddin Harahap mengundurkan diri dan digantikan oleh Ali Sastroamidjojo sebagai formatur baru.

KELUAR