Indonesia secara geografis terletak dalam rangkaian cincin api atau ring of fire. Gunung api terbentuk karena pertemuan dua lempeng atau lebih. Gunung api sangat erat kaitannya dengan aktivitas vulkanisme. Secara sedehana, gunung api dapat diartikan gunung yang mengeluarkan cairan panas atau magma dari dalam bumi.
Indonesia meski memiliki 127 gunung api, namun tidak semua gunung api tersebut berbahaya. Dari jumlah tersebut, hanya 69 gunung api yang dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi BBencana Geologi (PVMBG). Terdapat beberapa jenis gunung api berdasarkan aktivitas dan bentuknya, berikut adalah penjelasannya :
Gunung api aktif adalah jenis gunung api yang masih terdapat aktivitas vulkanik seperti mengeluarkan asap, gempa, dan terjadi letusan. Jenis gunung ini biasanya terjadi erupsi minimal 1 kali dalam 10.000 tahun sekali. Contoh gunung api aktif adalah gunung Merapi di Yogyakarta dan gunung Sinabung di Sumatera Utara.
Gunung api mati adalah gunung api yang tidak memiliki aktivitas vulkanik. Jenis gunung api ini juga tidak memiliki riwayat letusan gunung selama ribuan tahun terakhir.
Gunung api istirahat dapat diartikan sebagai gunung api tertidur yang sewaktu – waktu dapat meletus kemudian istirahat lagi. Walaupun gunung tipe ini tidak mengeluarkan erupsi selama lebih dari 10.000 tahun, namun tetap memiliki potensi mengeluarkan erupsi atau terjadi aktivitas vulkanisme. Contoh gunung Kelud dan gunung Ciremai.
Baca Juga : Proses Vulkanisme
Bentuk gunung api kerucut banyak ditemukan di Indonesia. Terbentuknya gunung api kerucut dikarenakan tumpukan berlapis – lapis bahan – bahan piroklastika yang dikeluarkan ketika erupsi magma. Endapan piroklastik dan erupsi lava menghasilkan kawah gunung. Contoh gunung api kerucut diantaranya Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu, atau secara umum gunung api yang ada di Indonesia.
Kaldera merupakan kawasan di gunung api berbentuk bulat di gunung api. Kaldera muncul dikarenakan amblasnya tanah akibat letusan eksplosif. Contoh gunung api berbentuk kaldera diantaranya Gunung Toba Purba, Gunung Bromo, Gunung Rinjani, Gunung Raung, dan Gunung Papandayan.
Gunung api maar merupakan gunung api dengan kawah dangkal dengan lubang besar yang terbentuk akibat letusan eksplosif dan cenderung hanya sekali terjadi letusan dengan kekuatan cukup hebat. Kata “maar” berasal dari bahasa Jerman yang berarti kawah. Letusan pada gunung api maar terjadi hanya sekali dan setelah itu berhenti beraktivitas vulkanik. Akibat letusan gunung api ini muncul sebuah lubang berbentuk corong besar yang dikelilingi tebing berombak ketika terjadi erupsi. Contoh gunung api maar yaitu Gunung Lamongan. Pegunungan Eifel (Jerman) dan maar di Dataran Tinggi Auvergne (Prancis).
Gunung api kubah sering juga disebut gunung api kubah sumbat (plug dome) terbuat dari lava kental dari proses erupsi. Lava kental yang mengisi lubang kawah kemudian mengeras dan menutup dinding gunung. Lava yang mendingin kemudian menutupi permukaan gunung. Gunung api kubah umumnya memiliki sisi yang curam dan berbentuk cembung. Contoh gunung api kubah yaitu Puncak Lassen di Sierra Nevada dan Gunung Pelee di Martinique, Prancis.
Gunung api perisai terbentuk bukan dari adanya letusan, melainkan karena adanya aliran lava yang basal tipis dan basah yang keluar dengan tekanan rendah. Letusan dengan tekanan rendah atau hampir tanpa letusan membuat lava menyebar meluas. Dapur magma dangkal dengan magma yang sangat cair. Akibatnya, lereng menjadi sangat landai. Gunung api ini sering disebut gunung api tameng. Contoh gunung api perisai seperti gunung yang terdapat di kepulauan Hawai, Mauna Loa dan Mauna Kea.
Gunung api tipe ini memiliki bentuk koyak dengan adanya retakan panjang pada permukaan bumi, dimana lava keluar dari retakan tersebut. Retakan ini menghasilkan lapisan basal yang sangat tebal dan luasnya mencapai ribuan kilometer persegi. Contoh gunung api koyak diantaranya Plato Kolombia di barat laut Amerika Serikat.
Gunung api komposit terbentuk oleh kombinasi aliran lava dan material piroklastik pada letusan eksplosif. Campuran lapisan ini makin lama menjadi padat dan membentuk lapisan massa baru. Bentuk gunung api ini simetris dan mengerucut dengan sisinya yang lebih tinggi dan curam daripada gunung api tameng. Contoh gunung api berbentuk komposit, yakni Gunung Fuji di Jepang dan Gunung Etna di Italia.
Sumber :