Rabu, 09 Jul 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Indische Partij : Sejarah, Perjuangan dan Tokoh – Tokohnya

Organisasi pergerakan nasional yang menyatakan secara terang – terangan menyatakan berpolitik melawan kolonial Belanda adalah Indische Partij. Organisasi ini didirikan oleh Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) pada 25 Desember 1912. Perasaan yang sama menyatukan ketiganya dalam satu partai.

Douwes Dekker merasakan diskrimasi yang dilakukan Belanda kepada pribumi. Douwes Dekker berpendapat bahwa antara kaum indo dan bumiputera harus bekerjasama untuk mengubah kondisi dan menjadi landasan nasionalisme melalui organisasi Indische Partij.

Tjipto Mangunkusumo merasa bahwa ekploitasi yang mengarah kepada kemiskinan dan kesengsaraan harus diakhiri. Ia yang sebelumnya menjadi anggota Budi Utomo kemudian keluar untuk bergabung dengan Indische Partij. Sedangkan Suwardi Suryaningrat kerap melakukan kritik kepada kolonial melalui tulisan – tulisannya.

3 Tokoh Indische Partij

Sejarah Indische Partij

Indische Partij didirikan pada 12 Desember 1912 dan menjadi partai politik pertama di Indonesia. Indische Partij menggunakan bahasa Belanda karena kaum terdidik lebih sering menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi. Istilah “Indische” digunakan karena nama “Indonesia” belum terlalu dikenal. Indische Partij dalam pergerakan politiknya bersifat radikal dan nonkooperatif karena melawan Belanda. Dalam tujuannya, Indische Partij menginginkan kemerdekaan dan terbebas dari kolonial.

Pandangan Indische Partij kemudian dijadikan dasar oleh berbagai organisasi pergerakan dan partai politik lain. Kegiatan Indische Partij didominasi usaha memperjuangkan kebebasan berpendapat dan menyuarakan kepentingan rakyat.

Bubarnya Indische Partij

Dalam pergerakannya, Suwardi Suryaningrat pernah mengkritik Belanda dengan tulisan “Als Ik een Nederlander was” atau “Andai Saya Seorang Belanda”. Tjipto Mangunkusumo juga menulis dalam De Expres artikel berjudul “Kracht of Vrees” yang berarti “Kekuatan atau Ketakutan”. Hal ini disambung dengan tulisan Douwes Dekker berjudul “Onze Helden : Tjipto Mangunkusumo en Soewardi Soerjaningrat” atau “Pahlawan kita : Tjiptomangunkusumo dan Suryadi Suryaningrat”.

Dari tulisan – tulisan inilah kemudian Belanda memutuskan untuk membekukan izin berdirinya Indische Partij dan membubarkannya pada 4 Maret 1913. Akibat tulisan ketiganya maka kemudian mereka ditangkap dan diasingkan ke negeri Belanda.

KELUAR