Homo Wajakensis atau manusia wajak ditemukan pertama kali oleh B. D. Von Rietschoten pada tahun 1889 di Desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Fragmen fosil yang ditemukan adalah rahang bawah, tengkorak dan ruas tulang leher. Fosil tersebut diduga adalah fosil berjenis kelamin wanita dengan umur 30 tahun. Homo Wajakensis dianggap sebagai jenis homo sapiens pertama di Asia.
Eugene Dubois kemudian melanjutkan penelitian Homo Wajakensis di lokasi yang sama dan menemukan tengkorak, rahang atas dan bawah, tulang paha dan tulang kering. Dari penemuannya, Eugene Dubois berpendapat bahwa Homo Wajakensis berasal dari ras Australoid, bernenek moyang Homo Soloensis dan merupakan nenek moyang bangsa Aborigin.
Homo Wajakensis diperkirakan hidup sekitar 40.000 tahun yang lalu. Meski ditemukan di Jawa Timur, diperkirakan Homo Wajakensis juga tersebar di Indonesia bagian timur. Homo Wajakensis diperkirakan sudah mampu membuat alat – alat dari batu maupun tulang. Mereka juga sudah mengetahui cara memasak dengan teknik sederhana. Von Koenigswald mengelompokkan Homo Wajakensis ke dalam jenis homo sapiens karena Homo Wajakensis telah mengenal upacara penguburan mayat.
Secara fisik Homo Wajakensis memiliki ciri Mongoloid maupun Austromelanesoid. Diperkirakan Homo Wajakensis merupakan sub ras dari Melayu Indonesia dan berevolusi menjadi Austromelanesoid saat ini.