Sabtu, 22 Mar 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Gerakan Non Blok (GNB) : Sejarah, Tujuan dan Pendiri

Gerakan Non Blok (GNB) merupakan organisasi internasional yang tidak beraliansi dengan kekuatan besar manapun di dunia. Gerakan Non Blok didirikan pada Perang Dingin untuk menghindari polarisasi Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia adalah salah satu negara yang menginisiasi berdirinya GNB.

Sejarah Gerakan Non Blok

Pasca Perang Dunia 2. negara – negara terpolarisasi menjadi dua blok yaitu Blok Barat dengan ideologi liberalisme dibawah Amerika Serikat dan Blok Timur dengan ideologi komunisme dibawah Uni Soviet. Dalam usaha memperluas pengaruh hegemoni keduanya, baik Blok Barat maupun Blok Timur membentuk aliansi militer seperti NATO, SEATO, CENTO, METO, dan ANZUS dari Blok Barat serta Pakta Warsawa dari Blok Timur.

Negara ketiga atau negara yang baru merdeka menjadi sasaran pengaruh paham diantara keduanya. Atas dasar tidak ingin terseret dalam polarisasi Blok Barat dan Blok Timur, akhirnya negara yang baru merdeka dan negara – negara berkembang memutuskan untuk mendirikan GNB. GNB memiliki sikap politik netral dan tidak memihak kepada kedua blok. Gerakan Non Blok diresmikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di Beograd, Yugoslavia pada 1-6 September 1961.

Pendiri Gerakan Non Blok

Berikut adalah pendiri GNB :

  1. Presiden Sukarno (Indonesia)
  2. Presiden Gamal Abdul Nasser (Republik Persatuan Arab-Mesir)
  3. PM Pandit Jawaharlal Nehru (India)
  4. Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia)
  5. Presiden Kwame Nkrumah (Ghana)

Negara – negara diatas menerapkan prinsip fundamental dari GNB, yaitu :

  • Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan
  • Perjanjian non-agresi
  • Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
  • Kesetaraan dan keuntungan bersama
  • Menjaga perdamaian

Peran Indonesia dalam GNB

Selain menjadi inisiator dari berdirinya Gerakan Non Blok, Indonesia juga memiliki peran besar di GNB diantaranya :

  1. Sebagai salah satu negara pengundang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok yang pertama. Hal ini terjadi, karena Indonesia merupakan salah satu pendiri dan berperan besar dalam mengundang mengajak negara lain untuk bergabung dalam
  2. Menjadi ketua dan penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok yang ke X yang berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor.
  3. Indonesia berperan dalam dibukanya kembali dialog utara-selatan, yaitu dialog yang memperkuat hubungan antara negara berkembang (selatan) terhadap negara maju (utara)

Tujuan Gerakan Non Blok

  1. Menentang apartheid
  2. Tidak memihak pada aliansi militer manapun
  3. Memperjuangkan dan menentang segala bentuk imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme dan dominasi asing
  4. Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan dengan damai
  5. Menolak penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional
  6. Melakukan kerjasama internasional berdasarkan persamaan hak
KELUAR