Jumat, 22 Nov 2024
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

30 September 1965, Peringatan Peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI)

Setiap tanggal 30 September di Indonesia dilakukan pengibaran bendera setengah tiang untuk menghormati para jenderal Angkatan Darat yang terbunuh dalam pemberontakan G30S/PKI. Istilah G30S/PKI merujuk pada peristiwa pemberontakan PKI yang terjadi pada tanggal 30 September 1965. Peristiwa yang diduga dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia itu terjadi selama dua hari satu malam tepatnya 30 September dan 1 Oktober 1965.

Akibat pemberontakan G30S/PKI ini, petinggi – petinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat dan sejumlah korban lainnya meninggal dunia. Dalam rangka mengenang peristiwa dan perjuangan para tokoh yang telah gugur, maka pada tanggal 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan G30S/PKI.

Sejarah G30S/PKI

Latar belakang pemberontakan G30S/PKI adalah keinginan PKI untuk merubah idiologi bangsa dan bentuk negara Indonesia. PKI melalui kekuatan politiknya merasa khawatir dengan kesehatan Presiden Soekarno yang memburuk dan menganggap usia Soekarno tidak akan lama lagi. Kesimpulan tersebut didapatkan usai pingsannya Soekarno pada saat pidato bulan Agustus 1965. Hal ini menyebabkan persaingan tajam antara PKI dan TNI yang bersebrangan politik.

Kronologi Peristiwa G30S/PKI

Berikut adalah kronologi dari peristiwa G30S/PKI :

  • Pada tanggal 30 September 1965, PKI dibawah Letkol Untung melakukan penculikan terhadap para petinggi PKI yang dianggap sebagai Dewan Jenderal yang akan menggulingkan kekuasaan Soekarno. Penculikan ini dilanjutkan dengan pembunuhan para jenderal yang menolak mengakui akan melakukan pemberontakan. Jasad para jenderal TNI AD dimasukkan ke lubang sumur tua di kawasan Pondok Gede, Jakarta (Lubang Buaya).
  • Pemberontakan G30S/PKI menyebar ke berbagai wilayah lain seperti Jawa dan Yogyakarta.
  • Pada tanggal 1 Oktober 1965, Cakrabirawa dibawah pimpinan Mayjen Soeharto dikerahkan guna menguasai RRI dan Telekomunikasi guna menyebarkan kabar Presiden Soekarno dan A.H. Nasution dalam keadaan selamat.
  • Pada tanggal 2 Oktober 1965, operasi berlanjut ke kawasan Halim Perdanakusuma, tempat PKI mundur dari kawasan Monas. Atas petunjuk Polisi Sukitman yang lolos dari pembunuhan PKI, pemerintah menemukan tempat jenazah para perwira TNI di lubang sumur tua (Lubang Buaya) di kawasan Pondok Gede, Jakarta.
  • Pada tanggal 4 Oktober 1965, dilakukan pengangkatan jenazah para petinggi TNI dan keesokan harinya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.
Tujuh jenderal korban Peristiwa G30SPKI

Pasca peristiwa ini dilakukan penangkapan kepada pihak – pihak yang dianggap terlibat dan bertanggungjawab atas tragedi tersebut. Selanjutnya atas desakan rakyat, PKI dibubarkan dan Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang memberikan mandat ke Soeharto untuk mengambil alih pemerintahan. Soeharto sebagai pemimpin tertinggi kemudian mengeluarkan larangan terhadap PKI dan ormas – ormas di bawahnya. Hingga kini, tanggal 30 September diperingati sebagai Peringatan Pemberontakan G30S PKI.

KELUAR