Selasa, 08 Jul 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Perjuangan Sultan Baabullah : Kehidupan, Perlawanan dan Masa Kejayaan

Sultan Baabullah merupakan sultan ke 7 sekaligus penguasa ke 24 dari Kesultanan Ternate. Ia memiliki julukan penguasa 72 pulau. Sultan Baabullah mendapatkan julukan tersebut karena berhasil mengusir penjajah penjajah Portugis dari Ternate. Berikut adalah penjelasan singkat perjuangan Sultan Baabullah :

Kehidupan Sultan Baabullah

Sultan Baabullah lahir pada 10 Februari 1528. Ia adalah putra tertua dari Sultan Khairun Jamil bersama Boki Tanjung. Sultan Baabullah membersamai ayahnya bahkan ketika Sultan Khairun diasingkan ke Goa pada tahun 1545 hingga 1546. Ketika dewasa, Sultan Baabullah telah dipercaya membantu menjalankan pemerintahan kesultanan. Bahkan, ia turut menandatangani perjanjian vasalisasi antara Ternate dan Portugis pada tahun 1560.

Wilayah Ternate memiliki komoditas cengkeh yang menjadi incaran dari para penjajah tak terkecuali Portugis. Hingga Portugis mendirikan benteng pada 1522. Awalnya, Portugis diterima dengan baik karena Ternate menganggap Portugis masih berjaya di Malaka dan memiliki senjata yang lebih unggul. Namun, perilaku negatif para pendatang dari Portugis membuat masyarakat Maluku tidak percaya terhadap Portugis.

Perjuangan Sultan Baabullah Melawan Portugis

Keadaan Ternate dan Portugis mengalami kerenggangan sekitar tahun 1560-an. Saat itu kaum muslim di Ambon meminta bantuan untuk membendung kristenisasi di Ambon. Pada tahun 1563, Sultan Khairun mengirim armada untuk mengepung Desa Kristen Nesaniwi. Namun, usahanya digagalkan oleh tiga kapal dari Portugis. Pada tahun 1564, orang – orang Portugis terpaksa harus meninggalkan Ambon. Namun, kembali lagi dan menetap di Ambon pada 1569. Sejak saat itu keadaan antara Portugis dan Ternate tidak kondusif.

Pada tanggal 25 Februari 1570, Sultan Khairun memenuhi undangan dari Kapten Diogo Lopes de Mesquita yang ternyata sebuah siasat jebakan untuk membunuh Sultan Khairun. Atas dendam yang disebabkan kematian ayahnya, Sultan Baabullah meminta Lopes ke hadapannya. Kediaman Lopes yang berada di Sao Joao Baptista pun dikepung oleh pasukan Ternate sehingga Lopes tidak bisa berhubungan dengan dunia luar.

Pada tahun 1571, armade Ternate dengan 6 kora – kora besar yang dipimpin Kapita Kalasinka melakukan penyerangan terhadap Ambon. Portugis yang menguasai Ambon dibawah komando Sancho de Vascocellos gagal dalam mempertahankan bentengnya. Hingga pada tahun 1575, pasukan Ternate mampu merebut mayoritas wilayah Maluku hingga tersisa Sao Joao Baptista yang masih dikepung. Maka, Portugis menyerah dan meninggalkan Ternate. Mundurnya Portugis dari Ternate tidak ada pertumpahan darah karena Sultan Baabullah berjanji tidak ada satupun dari Portugis yang dilukai. Bahkan, Portugis diizinkan berdagang di wilayah Ternate.

Kejayaan Ternate Pasca Pengusiran Portugis

Setelah Sultan Baabullah mampu mengambil alih Sao Joao Baptista. Ia memanfaatkan tempat tersebut sebagai benteng sekaligus istana Ternate. Dibawah kepemimpinan Sultan Baabullah, Ternate dibawa ke masa kejayaan. Politik dan pemerintahan dengan menganut sistem islam, serta melonjaknya harga cengkeh semakin membuat Ternate berjaya. Hingga, pada bulan Juli 1583, Sultan Baabullah meninggal dunia.

KELUAR