Kamis, 03 Jul 2025
  • Selamat Datang di Website Resmi SMAN 13 Semarang

Sejarah Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI)

Pada tanggal 30 September setiap tahun diperingati sebagai peringatan peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September 1965 atau dikenal dengan nama G30S/PKI. Peristiwa G30S/PKI merupakan aksi pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk menggulingkan kekuasaan Soekarno serta menginginkan mengubah dasar negara dengan menggantinya menjadi sistem komunisme.

Lebih jauh, sejarah PKI tidak terlepas dari partai Indische Sociaal Demoratische Vereeninging (ISDV), sebuah partai berhaluan komunis yang didirikan oleh Henk Sneevliet. ISDV bertransformasi dengan menyusup ke Sarekat Islam dengan mempengaruhi Semaoen dan Darsono yang tak lain adalah pendiri PKI.

Sejarah Singkat G30S/PKI

Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI) atau disebut juga Gerakan 1 Oktober (Gestok) dipimpin oleh DN. Aidit sebagai ketua Partai Komunis Indonesia. Pada tanggal 30 September 1965 dini hari (hingga 1 Oktober), PKI mengincar enam jenderal yang dianggap sebagai dewan jenderal. Istilah Dewan Jenderal diungkapkan PKI untuk menyebut sejumlah jenderal TNI Angkatan Darat atau AD yang dicurigai hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno.

Tiga jenderal dari enam orang yang menjadi target dibunuh di kediamannya, sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya. Keenam korban dari G30S/PKI adalah

  • Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani,
  • Mayor Jenderal Raden Soeprapto,
  • Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono,
  • Mayor Jenderal Siswondo Parman,
  • Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan
  • Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Kronologi G30S PKI

Sebelum meletusnya gerakan G30SPKI, sudah terjadi desas – desus di masyarakat mengenai kesehatan Soekarno yang menurun dan isu Dewan Jenderal dari Angkatan Darat yang akan mengkudeta pemerintahan Soekarno. Ditengah kecurigaan tersebut, Letkol Untung sebagai Komandan batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa, memimpin sekelompok pasukan untuk melakukan aksi penculikan terhadap jenderal Angkatan Darat. Mereka menculik dan membunuh perwira Angkatan Darat.

Selain enam jenderal yang terbunuh, gugur pula ajudan Menhankam/Kasab Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean dan pengawal Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit Tubun. Salah satu jenderal yang selamat dalam aksi ini adalah AH Nasution. Namun, putrinya Ade Irma Suryani Nasution tertembak dan gugur dalam aksi ini. Untuk mengenang peristiwa G30SPKI, maka setiap tanggal 30 September dinaikkan bendera setengah tiang dan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

KELUAR