Studi tiru merupakan konsep belajar yang dilakukan pada suatu institusi yang dianggap lebih kompeten dalam suatu hal dengan maksud peningkatan mutu, perluasan usaha, perbaikan sistem, penentuan kebijakan baru, perbaikan dan peraturan perundangan. Studi tiru dilaksanakan dengan salah satu tujuan untuk membawa manfaat, meningkatkan sinergi, dan membangun kerja sama antara masing-masing lembaga pelaksana Studi Tiru.
Dalam rangka Implementasi Kurikulum Merdeka di Tahun Pelajaran 2022/2023. SMA N 13 Semarang mengadakan studi tiru di SMA N 3 Surakarta pada hari Rabu 29 Juni 2022. Diikuti oleh 20 guru yang dipimpin langsung oleh Bapak Rusmiyanto, S.Pd., M.Pd didampingi oleh Waka Kurikulum Ibu Istiana, S.Pd dan Waka Humas Ibu Rini Yuniastuti, S.Pd., MM. Berangkat dari sekolah tercinta tepat pukul 06.15 WIB dan tiba diSMA N 3 pada pukul 08.30 WIB. Rombongan dari SMA N 13 Semarang disambut dengan ramah dan hangat oleh tuan rumah bapak ibu guru SMA N 3 Surakarta.
Acara Studi Tiru dimulai pukul 09.10 WIB, diruang AV (Audio Visual). Diawali dengan pembukaan dan doa yang dipimpin Waka Humas SMA N 3 Surakarta Bapak Larja, S.Pd. Sambutan dari Bapak Rusmiyanto selaku Tim Tamu, beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak sekolah yang telah mengijinkan SMA N 13 Semarang melakukan studi tiru. Mengucapkan rasa syukur bisa berkunjung ke kota yang keren, kota budaya, kota seni, dan kota kuliner. Projek-projek yang bisa dilaksanakan disini sangat kontekstual dan dekat. Beliau juga mohon ijin untuk belajar dari SMA N 3. Bahwasanya dalam menghadapi Kurikulum Merdeka yang sudah di depan mata dan masih minimalis, meraba-raba Kurikulum Merdeka. Namun tetap semangat untuk perubahan dan siap melayani anak-anak.
Bapak Agung Wijayanto, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMA N 3 Surakarta menyampaikan sambutan sekaligus memberikan materi. Untuk menuju Kurikulum 2024, kita perlu sharing agar kurikulum ini nantinya sesuai dengan anak didik kita generasi Milenial (Gen – Z). Kita mempersiapkan anak-anak kita sesuai jamannya. Dinamika yang terjadi jangan dijadikan masalah namun harus kita cari praktek-praktek yang nantinya akan menjadi standar. Adanya guru penggerak, nantinya saat 2024 sudah siap untuk mewujudkan misi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.
Ruhnya kurikulum merdeka adalah tentang paradigma pembelajaran baru. Pembelajaran yang terdiferensiasi. Diferensiasi konten, proses dan produk. Pemerintah masih mengijinkan menggunakan kurikulum lama untuk mandiri belajar (Mandiri I) namun paradigma pembelajarannya harus kekinian dan bermuara pada kepentingan siswa.
Kurikulum Merdeka cenderung mengolah hati, bagaimana kita bisa memfasilitasi dan mengkondisikan perbedaan siswa (heterogen) dari segi produk. Dari sisi proses, pembelajaran harus bervariasi misalnya melihat gaya belajar siswa. Ada gaya Visual, Auditory, Linguistik (verbal), Physical (kinestetik), Logical, Sosial dan Intrapersonal. Proses pembelajaran kelas semua dapat terfasilitasi. Kemudian di asessman, Kurikulum merdeka lebih sederhana dan ada penilaian Profil pelajar Pancasila. Pesannya Kurikulum Merdeka jangan dibuat susah, karena ini adalah dinamika yang harus dijalani. Kuncinya, jangan takut beda yang penting tidak menabrak regulasi.
Studi tiru ini pada intinya berisi kegiatan dialog tanya jawab antara bapak ibu guru SMA N 13 Semarang dengan bapak Wardi, S.P.d selaku Waka Kurikulum. Dari mulai memberikan contoh hasil Projek karya siswa. Bapak ibu guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang terkait pelaksanaan kurikulum merdeka terutama projek mulai dari Timeline, Jadwal, Praktek dan Asessmen. Bapak Wardi juga menambahkan mengenai Buku Ajar yg sudah diterbitkan Kemdikbud bukan jadi patokan utama namuni CP (Capaian Pembelajaran) Revisi yg menjadi acuan. Untuk materi bisa menggunakan buku ajar atau disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing satuan pendidikan. Karena buku sudah terlanjur dicetak. Jadi bisa digunakan bisa tidak. Alhamdulilah semua pertanyaan mendapatkan jawaban yang sangat jelas baik dari Bapak Wardi maupun Bapak Agung yang setia mendampingi kami.
Kegiatan berakhir pada pukul 12.00 dilanjutkan istirahat makan siang dan sholat. Suasana yang kekeluargaan membuat kami betah dan merasa dekat dengan SMA N 3 Surakarta. Namun kebersamaan harus berakhir karena kami harus kembali ke SMA N 13 Semarang. Dengan semangat baru untuk menghadapai Kurikulum Merdeka. Rombongan tiba kembali disekolah pada pukul 17.00 WIB.
Harapan kami apa yang kami peroleh dan pelajari dari SMA N 3 Surakarta semakin membawa pencerahan dan semangat serta menjadi motivasi untuk melaksanakan kurikulum Merdeka dengan baik.
SMA N 13 Semarang Progresif